Robert
Baden-Powell
Robert Baden-Powell,
1st Baron Baden-Powell |
|
Pendiri Kepanduan |
|
Nama
julukan
|
B-P
|
Tempat kelahiran
|
|
Tempat kematian
|
|
Dinas/cabang
|
|
Lama berdinas
|
1876–1910
|
Pangkat
|
|
Komando
|
Chief
of Staff, Second Matabele War (1896–1897),
ke-5 Dragoon Guards in India (1897), Inspector General of Cavalry, England (1903) |
Pertempuran/perang
|
|
Penghargaan
|
Ashanti
Star (1895),[1]
Matabele Campaign, British South Africa Company Medal (1896),[2] Queen's South Africa Medal (1899),[3] King's South Africa Medal ( 1902),[4] Boy Scouts Silver Wolf Boy Scouts Silver Buffalo Award (1926),[5] World Scout Committee Bronze Wolf (1935),[6] Order of Merit (1937), Wateler Peace Prize (1937), Order of St Michael and St George, Royal Victorian Order, Order of the Bath |
Pekerjaan lain
|
Pendiri
Gerakan Kepanduan
Internasional; penulis; seniman
|
Robert
Stephenson Smyth Baden-Powell, 1st Baron Baden-Powell, OM, GCMG,
GCVO,
KCB
(lahir di Paddington,
London, Inggris, 22 Februari 1857 – meninggal
di Nyeri, Kenya, 8 Januari 1941
pada umur 83 tahun) ialah tentara, penulis dan pendiri gerakan kepanduan dunia.
Daftar isi
|
Kehidupan awal
Baden-Powell
dilahirkan di Paddington, London pada 1857. Dia adalah anak ke-6
dari 8 anak profesor Savilian yang mengajar geometri di Oxford. Ayahnya, pendeta Harry Baden-Powell, meninggal
ketika dia berusia 3 tahun, dan ia dibesarkan oleh ibunya, Henrietta Grace
Smith, seorang wanita yang berketetapan bahwa anak-anaknya harus berhasil.
Baden-Powell berkata tentang ibunya pada 1933, "Rahasia keberhasilan saya
adalah ibu saya."
Selepas
menghadiri Rose Hill School, Tunbridge
Wells, Baden-Powell dianugerahi beasiswa untuk sekolah umum Charterhouse.
Perkenalannya kepada kemahiran pramuka adalah memburu dan memasak hewan - dan
menghindari guru - di hutan yang berdekatan, yang juga merupakan kawasan
terlarang. Dia juga bermain piano dan biola, mampu melukis dengan baik dengan
menggunakan kedua belah tangan dengan tangkas, dan gemar bermain drama. Masa
liburan dihabiskan dengan ekspedisi belayar atau berkanu dengan
saudara-saudaranya.
Dia
mengarang beberapa buku, di antaranya yakni jungle book, girl guides,
scouiting for boys, aids to scouting, rovering to succes
Karier Ketentaraan
Pada
tahun 1876, Baden-Powell bergabung dengan 13th
Hussars di India. Pada tahun 1895
dia bertugas dengan dinas khusus di Afrika dan pulang ke India pada tahun 1897
untuk memimpin 5th Dragoon
Guards.
Baden-Powell
saling berlatih dan mengasah kemahiran kepanduannya dengan suku Zulu
pada awal 1880-an di jajahan Natal Afrika Selatan di mana resimennya
ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena keberaniannya. Ada 3 penghargaan
yang diberi angkatan perang Zulu yaitu:
- impressa : serigala yang tak pernah tidur, karena dia sering berjaga-jaga saat malam.
- kantankye : orang pemakai topi lebar, karena dia selalu memakai topi lebar.
- m'hlalapanzi: orang bertiarap yang siap menembak.
Kemahirannya
mengagumkan dan dia kemudian dipindahkan ke dinas rahasia Inggris. Dia sering
bertugas dengan menyamar sebagai pengumpul kupu-kupu, memasukkan rancangan instalasi
militer ke dalam lukisan-lukisan sayap kupu-kupunya.
Baden-Powell
kemudian ditempatkan di dinas rahasia selama 3 tahun di daerah Mediterania yang berbasis di Malta.
Dia kemudian memimpin gerakan ketentaraannya yang berhasil di Ashanti, Afrika,
dan pada usia 40 dipromosikan untuk memimpin 5th Dragoon Guards pada tahun 1897.
Beberapa tahun kemudian, dia menulis buku panduan ringkas bertajuk "Aids
to Scouting", ringkasan ceramah yang dia berikan mengenai peninjau
ketentaraan, untuk membantu melatih perekrutan tentara baru. Menggunakan buku
ini dan kaidah lain, ia melatih mereka untuk berpikir sendiri, menggunakan daya
usaha sendiri, dan untuk bertahan hidup dalam hutan.
Baden-Powell
kembali ke Afrika Selatan sebelum Perang Boer dan terlibat dalam beberapa
tindakan melawan Zulu. Dinaikkan pangkatnya pada masa Perang Boer menjadi kolonel termuda dalam dinas ketentaraan
Britania, dia bertanggung jawab untuk organisasi pasukan perintis yang membantu
tentara biasa. Ketika merencanakan hal ini, dia terperangkap dalam pengepungan Mafeking, dan dikelilingi oleh tentara Boer
yang melebihi 8.000 orang. Walaupun berjumlah lebih kecil, garnisun itu
berhasil bertahan dalam pengepungan selama 217 hari. Sebagian besar
keberhasilan itu dikatakan sebagai hasil beberapa muslihat yang dilaksanakan
atas perintah Baden-Powell sebagai komandan garnisun. Ranjau-ranjau palsu
ditanam, dan tentaranya diperintah untuk menghindari pagar kawat olok-olok
(tidak ada) saat bergerak antara parit kubu.
Baden-Powell
melaksanakan kebanyakan kerja peninjauan secara pribadi dan membina pasukan
kanak-kanak asli untuk berjaga dan membawa pesan-pesan, kadang menembus
pertahanan lawan. Banyak dari anak-anak ini kehilangan nyawanya dalam
melaksanakan tugas. Baden-Powell amat kagum dengan keberanian mereka dan
kesungguhan mereka yang ditunjukkan ketika melaksanakan tugas. Pengepungan itu
dibubarkan oleh Pembebasan Mafeking pada 16 Mei 1900.
Naik pangkat sebagai Mayor Jendral, Baden-Powell menjadi pahlawan nasional.
Setelah
mengurusi pasukan polisi Afrika Selatan
Baden-Powell kembali ke Inggris untuk bertugas sebagai Inspektur Jendral
pasukan berkuda pada tahun 1903.
Pulang ke Inggris
Setelah
kembali, Baden-Powell mendapati buku panduan ketentaraannya "Aids to
Scouting" telah menjadi buku terlaris, dan telah digunakan oleh para guru
dan organisasi pemuda.
Kembali
dari pertemuan dengan pendiri Boys'
Brigade, Sir William
Alexander Smith, Baden-Powell memutuskan untuk menulis kembali Aids
to Scouting agar sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907
membuat satu perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak
lelaki yang berlatar belakang berbeda, untuk menguji sebagian dari idenya. Buku
"Scouting
for Boys" kemudian diterbitkan pada tahun 1908
dalam 6 jilid.
Kanak-kanak
remaja membentuk "Scout Troops" secara spontan dan gerakan Pramuka berdiri tanpa sengaja, pada mulanya
pada tingkat nasional, dan kemudian pada tingkat internasional. Gerakan pramuka
berkembang seiring dengan Boys' Brigade. Suatu pertemuan untuk semua pramuka
diadakan di Crystal
Palace di London pada 1908, di mana Baden-Powell menemukan gerakan Pandu
Puteri yang pertama. Pandu Puteri kemudian didirikan pada tahun 1910
di bawah pengawasan saudara perempuan Baden-Powell, Agnes
Baden-Powell.
Walaupun
dia sebenarnya dapat menjadi Panglima Tertinggi, Baden Powell memuutuskan untuk
berhenti dari tentara pada tahun 1910 dengan pangkat Letnan
Jendral menuruti nasihat Raja
Edward VII, yang mengusulkan bahawa ia lebih baik melayani negaranya
dengan memajukan gerakan Pramuka.
Pada
Januari 1912 Baden-Powell bertemu calon isterinya Olave
Soames di atas kapal penumpang (Arcadia) dalam perjalanan ke New York untuk memulai Lawatan Pramuka
Dunia. Olave berusia 23, Baden-Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir.
Mereka bertunangan pada September tahun yang sama dan menjadi sensasi pers,
mungkin karena ketenaran Baden-Powell, karena perbedaan usia seperti itu lazim
pada saat itu. Untuk menghindari gangguan pihak pers, mereka melangsungkan
pernikahan secara rahasia pada 30 Oktober 1912.
Dikatakan bahwa Baden-Powell hanya memiliki satu petualangan lain dengan wanita
(pertunganannya yang gagal dengan Juliette
Magill Kinzie Gordon).
Pramuka
Inggris menyumbang satu penny masing-masing dan mereka membelikan Baden-Powel
hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls Royce. ‹‹‹›››
Perang Dunia I dan kejadian-kejadian
selanjutnya
Ketika
pecah Perang Dunia I
pada tahun 1914, Baden-Powell menawarkan dirinya
kepada Jabatan Perang. Tiada tanggung jawab diberikan kepada beliau, sebab,
seperti yang dikatakan oleh Lord Kitchener: "dia bisa mendapatkan
beberapa divisi umum dengan mudah tetapi dia tidak dapat mencari orang yang
mampu meneruskan usaha baik Boy Scouts." Kabar angin menyatakan
Baden-Powell terkait dalam kegiatan spionase dan dinas rahasia berusaha untuk
menggalakkan mitos tersebut.
Baden-Powell
dianugerahi gelar Baronet pada tahun 1922,
dan bergelar Baron Baden-Powell, dari Gilwell dalam County Essex, pada tahun 1929.
Taman
Gilwell adalah tempat latihan Pemimpin Pramuka Internasional.
Baden-Powell dianugerahi Order of Merit dalam sistem penghormatan Inggris pada
tahun 1937, dan dianugerahi 28 gelar lain dari negara-negara asing.
Dalam
sajak singkat yang ia tulis, ia menjelaskan bagaimana mengucapkan namanya:
Man, Nation,
Maiden
Please call it
Baden.
Further, for
Powell
Rhyme it with
Noël.
Dibawah
usaha gigihnya pergerakan Pramuka dunia
berkembang. Pada tahun 1922 terdapat lebih dari sejuta pramuka di
32 negara; pada tahun 1939 jumlah pramuka melebihi 3,3 juta
orang.
Keluarga
Baden-Powell memiliki tiga anak – satu anak laki-laki dan dua perempuan (yang
mendapat gelar-gelar kehormatan pada 1929; anak laki-lakinya
kemudian menggantikan ayahnya pada 1941:
- Peter, kemudian 2nd Baron Baden-Powell (1913-1962)
- Hon. Heather Baden-Powell (1915-1986)
- Hon. Betty Baden-Powell (1917-2004) yang pada 1936 menikah dengan Gervase Charles Robert Clay (lahir 1912 dan memiliki 3 anak laki-laki dan 1 perempuan)
Tidak
lama selepas menikah, Baden-Powell berhadapan dengan masalah kesehatan, dan
mengalami beberapa serangan penyakit. Ia menderita sakit kepala terus menerus,
yang dianggap dokternya berasal dari gangguan psikosomatis dan dirawat dengan
analisa mimpi. Sakit kepala ini berhenti setelah ia tidak lagi tidur dengan
Olave dan pindah ke kamar tidur baru di balkon rumahnya. Pada tahun 1934
prostatenya dibuang, dan pada tahun 1939 dia pindah ke sebuah
rumah yang dibangunnya di Kenya, negara yang pernah
dilawatinya untuk berehat. Dia meninggal dan dimakamkan di Kenya,
di Nyeri, dekat Gunung Kenya,
pada 8 Januari 1941.
Pada
1938 Royal Academy of Sweden menganugerahkan Lord Baden-Powell dan semua
gerakan Pramuka hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun 1939. Tapi pada 1939 Royal
Academy memutuskan untuk tidak menganugerahkan hadiah untuk tahun itu, karena
pecahnya Perang Dunia II.
Pergerakan
Pramuka dan Pandu Puteri merayakan 22 Februari sebagai hari B-P, tanggal lahir
bersama Robert dan Olave Baden-Powell, untuk memperingati dan meraikan jasa
Ketua Pramuka dan Ketua Pandu Puteri Dunia.
Mengenai ketertarikannya pada anak
laki-laki
Dua
penulis biografi Baden-Powell, Michael Rosenthal dari Columbia
University dan Tim Jeal, menganggap bahwa ia adalah homoseksual yang
tertekan. Buku Tim Jeal yang diriset selama lebih dari 5 tahun, diterbitkan
oleh Yale University Press dan diterima dengan baik oleh New York Times, Washington Post dan penerbitan-penerbitan
terkemuka lain.
Selain
bukti-bukti lain, Jeal menyebutkan suatu contoh kejadian di bulan November 1919.
Ketika mengunjungi Charterhouse, sekolahnya dulu, Baden-Powell tinggal bersama
teman lamanya, A. H. Tod, seorang guru lajang dan pemilik rumah yang telah
mengambil foto-foto telanjang murid-muridnya sebagai bagian dari kumpulan foto
mengenai sekolah. Dalam buku hariannya, Baden-Powell menulis tentang hal ini:
"Tinggal dengan Tod. Foto-foto anak laki-laki telanjang dan pohon-pohon
yang diambil oleh Tod. Bagus sekali." Dalam surat-surat selanjutnya kepada
Tod mengenai memulai gerakan Pramuka di sekolah itu, Baden-Powell menyebut
bahwa ia akan segera berkunjung kembali dan menambahkan: "Mungkin saya
ingin melihat kembali foto-fotomu yang indah itu."
Foto-foto
Tod bertahan sampai tahun 1960-an, ketika mereka dihancurkan mungkin untuk
"melindungi reputasi Tod." Namun R. Jenkyns mengatakan bahwa album
tersebut mengandung foto-foto anak laki-laki telanjang dalam pose-pose yang,
menurut pendapatnya, "dibuat-buat dan artifisial." Tidak ada alasan
untuk mencurigai bahwa Tod atau Powell memiliki tujuan buruk, dan foto-foto
tersebut dibuat sesuai dengan tradisi pada saat itu mengenai seni yang juga
ditampilkan dalam lukisan-lukisan Henry
Scott Tuke, foto-foto Baron Wilhelm
von Gloeden, dan lain-lain.
Jeal
juga menyebutkan bahwa Baden-Powell "...tetap memuji tubuh laki-laki
ketika telanjang dan merendahkan tubuh wanita. Di Gilwell park, tempat
perkemahan Pramuka di hutan Epping, ia selalu menikmati pemandangan anak-anak
laki-laki berenang telanjang, dan kadang-kadang berbincang dengan mereka
setelah mereka 'melepas baju mereka.'" (pembicaraan pribadi antara Jeal
dan anggota-anggota Pramuka lama).
Walaupun
menikmati keindahan anak-anak laki-laki, Baden-Powell tidak diketahui pernah
bertindak dalam ketertarikannya dengan anak laki-laki. Sebaliknya, ia sangat
teguh berpendapat untuk menekan keinginan seksual, terutama dalam komunikasinya
dengan anak-anak laki-laki. Ia memasukkan larangan yang jelas melawan masturbasi dalam panduan-panduan Pramuka
awal (sedemikian jelasnya sehingga Cox, penerbitnya, menolak untuk mencetak hal
ini sebelum bahasanya diperhalus), dan sampai usia 80-an terus bersurat dengan
anggota-anggota Pramuka dan memerintahkan mereka untuk mengendalikan keinginan
mereka untuk "merusak diri sendiri." Ia percaya pada pendapat saat
itu bahwa hal ini menyebabkan penyakit, kegilaan dan impotensi seksual.
Pandangan-pandangannya tidak disetujui oleh semua orang. Dr. F. W. W. Griffin,
editor The Scouter, menulis pada 1930 dalam buku untuk Rover Scouts
bahwa godaan untuk bermasturbasi adalah "tahapan yang cukup alami dalam
perkembangan" dan merujukkan anggota-anggota Pramuka kepada sebuah buku
oleh H.
Havelock Ellis yang berpendapat bahwa "usaha untuk mencapai
hidup tanpa seks adalah kesalahan serius." (Tim Jeal, Baden-Powell:
Founder of the Boy Scouts 1989, hal. 93-94)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar